Inilahdoa ku teks bahasa sunda dan ulasan lain mengenai hal-hal yang masih ada kaitannya dengan doa ku teks bahasa sunda yang Anda cari. Berikut ini tersedia beberapa artikel yang menjelaskan secara lengkap tentang doa ku teks bahasa sunda. Klik pada judul artikel untuk memulai membaca.
Bukan teman yang setiaBukan juga keluarga yang selalu adaNamun hanya ilmu yang bermanfaat Baca Juga Teks MC atau Pembawa Acara Bahasa Sunda Singkat dan Padat untuk Kegiatan Resmi dan Keagamaan Itulah contoh puisi bahasa Sunda tentang pendidikan lengkap dengan terjemah bahasa Indonesia yang singkat, padat dan inspiratif.*** Halaman 1 2 3 4 Sebelumnya Editor Taufiq Fadhilah Tags pendidikan tugas sekolah puisi bahasa Sunda Artikel Terkait Contoh Ucapan Belasungkawa Bahasa Sunda dan Artinya dengan Kata-kata yang Halus dan Menenangkan Teks Pidato Bahasa Sunda tentang Ilmu, Singkat dan Padat Lengkap dengan Kata Pembuka dan Penutup Pidato Teks Pidato Bahasa Sunda tentang Bersyukur, Singkat dan Padat dan Lengkap Teks Pidato Bahasa Sunda Terbaru 2022 tentang Isra Mi'raj Nabi Muhammad yang Singkat dan Padat Kata-kata Ucapan Selamat Menikah Bahasa Sunda dan Artinya yang Lucu, Formal dan Penuh Doa Teks Wawancara Bahasa Sunda Singkat tentang Covid-19, untuk Referensi Tugas Sekolah Terkini 45 Soal Cerdas Cermat Pengetahuan Umum SMP MTs dan Kunci Jawabannya Jumat, 16 Juni 2023 1630 WIB Download 20 Soal KSM IPA MI PDF Tingkat Kab/Kota Terbaru 2023, Lengkap dengan Kunci Jawaban Bentuk PG dan Esai Jumat, 16 Juni 2023 1450 WIB 15 Latihan Soal KSM IPA MTs Terbaru 2023 Dilengkapi dengan Kunci Jawaban, Yuk Latihan! Jumat, 16 Juni 2023 1335 WIB Pembahasan Soal IPA KSM MTs 2023 PDF Lengkap dengan Kunci Jawaban, Siap-Siap Jadi Juara! Jumat, 16 Juni 2023 1305 WIB Contoh Teks Pidato Kata Sambutan Orang Tua/Wali Murid Siswa Kelas 6 SD/MI di Acara Perpisahan Sekolah Jumat, 16 Juni 2023 1230 WIB Contoh Kata Sambutan Kepala Sekolah TK, RA atau PAUD di Acara Perpisahan Sekolah Singkat, Padat dan Menyentuh Jumat, 16 Juni 2023 1100 WIB Soal Esai PPG Prajabatan 2023 Bagian E, Panduan Menjawab Soal Essay dengan Baik dan Benar Jumat, 16 Juni 2023 0928 WIB Contoh Pakta Integritas PPDB 2023 SD, SMP, SMA dan SMK, Download Format Word, Doc dan PDF yang Bisa Diedit Jumat, 16 Juni 2023 0911 WIB Susunan Acara Perpisahan Sekolah TK yang Menarik, Seru, Berkesan dan Tetap Khidmat Jumat, 16 Juni 2023 0830 WIB Teks Pidato Guru Kelas 6 di Acara Perpisahan Sekolah yang Singkat dan Menyentuh, Rekomendasi untuk Wali Kelas Jumat, 16 Juni 2023 0600 WIB Contoh Narasi Raport TK/PAUD Kurikulum 2013 Semester 2, Kata-kata yang Penuh Motivasi Kamis, 15 Juni 2023 2132 WIB Contoh Soal Deret Angka BUMN 2023, Terbaru dan Lengkap dengan Jawabannya, Pelamar RBB Wajib Tahu! Kamis, 15 Juni 2023 2030 WIB Contoh Teks MC Perpisahan Wisuda TK atau RA Serta Susunan Acara, Penuh Makna dan Mudah Dihafalkan Kamis, 15 Juni 2023 2015 WIB 25 Contoh Soal KSM IPA MI 2023 PDF dan Jawabannya, Persiapan untuk Tingkat Kabupaten/Kota Kamis, 15 Juni 2023 1820 WIB Latihan Soal TWK Rekrutmen BUMN 2023 berserta Kunci Jawaban dan Materi Pancasila Kamis, 15 Juni 2023 1314 WIB Contoh Teks Pidato Kata Sambutan Perwakilan Siswa Kelas 6 SD untuk Perpisahan Sekolah yang Menyentuh Kamis, 15 Juni 2023 1100 WIB Pembagian Zonasi SMA di Kota Semarang untuk PPDB Jateng 2023 Kamis, 15 Juni 2023 0915 WIB Prediksi Soal Tes TKD dan AKHLAK BUMN 2023 Sesuai Kisi-Kisi dan Kunci Jawabannya Kamis, 15 Juni 2023 0815 WIB 15 Contoh Catatan Wali Kelas untuk Mengisi Raport TK/PAUD, Guru Baru Bisa Contek! Kamis, 15 Juni 2023 0620 WIB 3 Pidato Perpisahan Sekolah Kelas 6 SD 3, 4 dan 5 Paragraf yang Singkat, Padat dan Mengharukan Rabu, 14 Juni 2023 2024 WIB
Puisi Bahasa Sunda Jejak Belajar - Here's Puisi Bahasa Sunda Jejak Belajar collected from all over the world, in one place. The data about Puisi Bahasa Sunda Jejak Belajar turns out to be....puisi bahasa sunda jejak belajar, riset, puisi, bahasa, sunda, jejak, belajar LIST OF CONTENT Opening Something Relevant Conclusion Recommended Posts of Puisi Bahasa Sunda Jejak Belajar Conclusion From Puisi Bahasa Sunda Jejak Belajar Puisi Bahasa Sunda Jejak Belajar - A collection of text Puisi Bahasa Sunda Jejak Belajar from the internet giant network on planet earth, can be seen here. We hope you find what you are looking for. Hopefully can help. Thanks. See the Next PostBerikut adalah beberapa ciri-ciri pantun dan penjelasannya meliputi aspek baris/larik, suku kata, sampiran, isi dan rima/sajak. Terdiri dari 4 baris/larik. Satu baris terdiri dari 8 sampai 12 suku kata. Baris pertama dan kedua pantun adalah sampiran. Baris ketiga dan keempat pantun adalah isi. Memiliki sajak/rima dengan pola a-b-a-b atau a-a-a-a.
ArticlePDF Available AbstractAbstrak Sebagai media pendidikan, puisi pupujian mempunyai fungsi sosial. Di Tatar Sunda, umumnya puisi pupujian berbahasa Sunda dinyanyikan di mesjid-mesjid, musola-musola, pesantren-pesantren atau di tempat-tempat pengajian lain. Di mesjid dan musola, waktu pupujian biasanya berlangsung antara azan dan qomat. Di pesantren dan madrasah, pupujian dinyanyikan pada saat pelajaran berlangsung. Di tempat pengajian anak-anak atau ibu-ibu, puisi pupujian dinyanyikan sebelum atau sesudah mengaji. Abstract “Pupujian” poem is used for affecting mind, feelings, and human behaviors, beside its function to spread religions. As a learning media, “Pupujian” poem, which is containing some advice and religious lessons, were memorized. With this poem repeatedly sang, it’s hoped that kids, santri, and public will be awakened and have wished to follow the advise and the religion lessons which spreaded through the poem. “Pupujian” oftenly sang in pesantren, madrasah or moscue, langgar or any other religious spoots. “Pupujian” sang when the times comes for Shubuh, Maghrib, and Isya pray, and some after it. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Puisi Pupujian dalam Bahasa Sunda Aam Masduki 55 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 PUISI PUPUJIAN DALAM BAHASA SUNDA Oleh Aam Masduki Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Jln. Cinambo No. 136 Ujungberung Bandung Email bpsntbandung Abstrak Sebagai media pendidikan, puisi pupujian mempunyai fungsi sosial. Di Tatar Sunda, umumnya puisi pupujian berbahasa Sunda dinyanyikan di mesjid-mesjid, musola-musola, pesantren-pesantren atau di tempat-tempat pengajian lain. Di mesjid dan musola, waktu pupujian biasanya berlangsung antara azan dan qomat. Di pesantren dan madrasah, pupujian dinyanyikan pada saat pelajaran berlangsung. Di tempat pengajian anak-anak atau ibu-ibu, puisi pupujian dinyanyikan sebelum atau sesudah mengaji. Kata Kunci Puisi Sunda, pupujian. Abstract “Pupujian” poem is used for affecting mind, feelings, and human behaviors, beside its function to spread religions. As a learning media, “Pupujian” poem, which is containing some advice and religious lessons, were memorized. With this poem repeatedly sang, it’s hoped that kids, santri, and public will be awakened and have wished to follow the advise and the religion lessons which spreaded through the poem. “Pupujian” oftenly sang in pesantren, madrasah or moscue, langgar or any other religious spoots. “Pupujian” sang when the times comes for Shubuh, Maghrib, and Isya pray, and some after it. Keywords Sundanese poetry, pupujian. A. Pendahuluan Akulturasi Islam dengan Sunda dapat terlihat dari beberapa jenis kesenian yang ada di Tatar Sunda. Selain sebagai hasil dari interaksi, akulturasi ini terjadi karena pada awalnya dan bahkan saat ini, kesenian seringkali digunakan sebagai sarana penyebaran Syi’ar Islam. Strategi seperti ini terutama dilakukan oleh para Wali pada awal-awal penye-baran Islam di Pulau Jawa. Salah satu contoh “jejak“ Islam di dalam kesenian Sunda yaitu Seni Sastra. Masyarakat Sunda sudah terbentuk jauh sebelum Islam masuk. Sebelum datangnya Islam, selain sudah memeluk agama sendiri masyarakat Sunda juga sudah memiliki beragam jenis kesenian, termasuk sastra di dalamnya. Almarhum M. Holis Widjaja, salah seorang dalam Pantun Beton paling senior di Tasikmalaya, pernah mengatakan bahwa seni pantun merupakan jenis sastra tutur yang sangat tua dan sudah dikenal sejak beradab-adab lalu. Tidak mengherankan jika dalam setiap pementasannya, seorang dalam juru pantun selalu mengawali dengan pembacaan rajah, semacam mantera untuk memohon restu dan keselamatan kepada para leluhur, 56 Patanjala Vol. 1, No. 1, Maret 2009 55 - 63 2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung batara-batari dan dewa-dewi. Setelah pengaruh Islam masuk, rajah atau mantera tersebut tidak dihilangkan namun permohonan restunya disam-paikan juga kepada Allah, Rasulullah, para wali, para kyai dan tokoh-tokoh setempat. Meskipun begitu, sesaji yang terdiri dari ubi-ubian, rupa-rupa kembang, rumput palias, minyak wangi, beras, telur, kopi, cerutu dan ayam saadi tetap harus dipenuhi sebagai syarat berlangsungnya pementasan Noor, 20071. Keterkaitan berbagai kesenian Sunda dengan Islam sudah mempunyai sejarah panjang, termasuk juga dengan Wayang golek dan kulit yang pada beberapa bagian lakon dan tokoh-tokohnya mengalami penyesuaian dengan kepercayaan Islam, bahkan menjadi media dakwah Islam. Demikian juga halnya dengan bidang sastra, para peneliti telah mencatat begitu banyak karya-karya klasik seperti wawacan baik asli maupun saduran yang berisi uraian-uraian tentang agama seperti fikih, akhlak, tasawuf, tarikh serta riwayat nabi yang ditulis para pujangga Sunda abad ke-19. H. Hasan Mustapa – di antaranya - yang dikenal sebagai kyai dan penghulu besar sekitar tahun 1890, banyak menulis uraian-uraian masalah keagamaan dalam bentuk guguritan yang sangat indah, yang berhasil memasukkan kemerduan bahasa Arab ke dalam bahasa Sunda. Di pesantren-pesantren tradisional Sunda yang umumnya berada di kampung-kampung, agama diperkenalkan pada anak-anak dengan cara yang santai. Anak-anak dilatih melaksanakan salat dan puasa misalnya, dengan cara membiasakan diri. Itu pun tergantung pada kemampuan masing-masing, tidak dengan pemaksaan. Agama juga diajarkan dengan penuh kegembiraan, misalnya menghapal nama-nama nabi, menghapal keluarga Rasulullah, menghapal rukun iman dan rukun Islam semuanya dilakukan lewat nyanyian, lewat nadoman. Dengan metode santai seperti ini, juga dengan dosis yang tidak berlebihan agama merasuk ke dalam jiwa anak-anak tanpa terasa dan sangat alamiah Noor, 20074. Sudah sejak awal ada upaya-upaya untuk membuat tafsir atau terjemahan Al Qur’an ke dalam bahasa Sunda. Upaya yang paling mutakhir adalah apa yang dilakukan oleh Drs. H. Hidayat Suryalaga dengan membuat terjemahan Al Qur’an dalam bentuk dangding. Sekarang ini, terjemahan Nur Hidayahan ini sudah bisa “dihaleuang”kan di dalam tembang Cianjuran . Pupujian, salah satu seni lain yang sering didengar atau ditemukan di mesjid-mesjid adalah lagu-lagu pupujian atau biasa juga disebut “nadhom”. Salah satu “nadhom” yang cukup terkenal adalah “Anak Adam” Anak Adam urang di dunya ngumbara Umur urang di dunya teh moal lila Anak Adam umur urang teh ngurangan Saban poe saban peuting dikurangan Kurnia, 2002 4. Di Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat banyak lembaga-lembaga keagamaan yang menyelenggarakan pendidikan, seperti madrasah-madrasah, mesjid-mesjid, pesantren-pesantren dan lembaga-lembaga lainnya seperti kegiatan-kegiatan menyelenggarakan dakwah melalui pangaosan-pangaosan ceramah pengajian dan kegiatan lainnya yang dilakukan oleh para alim ulama. Dalam hal ini peranan para alim ulama sangat besar dalam memberikan tuntunan kehidupan beragama dan memberikan penerangan-penerangan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Puisi pupujian yang hidup di lingkungan pesantren dan tempat Puisi Pupujian dalam Bahasa Sunda Aam Masduki 57 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 pengajian erat hubungannya dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, para penelaah sastra dalam menentukan saat lahirnya puisi pupujian selalu mengkaitkannya dengan saat mulai menyebarnya agama Islam di Jawa Barat Kartini et al., 19869. Yus Rusyana dalam penelitiannya 1971 telah menggolong-golongkan puisi pupujian Bahasa Sunda menurut isi dan bentuk lahiriahnya verifikasi. Diteliti pula penggunaan fungsi puisi pupujian dan latar belakang sejarahnya. Walaupun demikian, masih banyak lagi segi puisi pupujian Bahasa Sunda yang belum terungkap, misalnya  Apakah sumber penciptaan puisi pupujian itu Al-Quran, Hadist, atau sumber lain.  Bagaimanakah hubungan puisi pupujian dengan seni suara atau seni musik terbangan, gemyung dan seni musik lainnya.  Bagaimanakah perkembangannya dewasa ini. Semua pertanyaan itu merupakan masalah yang perlu digali melalui penelitian untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dan mendalam tentang puisi pupujian yang ada di Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan puisi pupujian Bahasa Sunda yang ada di Kabupaten Ciamis. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dari segi arti, bentuk, sumber puisi pupujian, fungsi, dan penggunaan puisi pupujian pada masa sekarang. Untuk mencapai sasaran dan tujuan penelitian diperlukan metode dan pendekatan yang sesuai, hal ini bertujuan agar terkumpul data yang relevan serta pelaksanaan penelitian yang terarah, efisien, dan efektif. Oleh karena itu, dalam pepenlitain ini digunakan metode deskripsi, menjaring data sebanyak-banyaknya di lapangan, data yang masuk dicatat dan dianalisis. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik studi kepustakaan, dan wawancara langsung dengan informan. Para informan ditentukan terdiri atas guru ngaji, pengelola atau pemimpin madrasah atau pesantren dan santri-santri. B. Hasil dan Bahasan Bentuk Dan Isi Puisi Pupujian Puisi pupujian umumnya berbentuk syair, atau dalam sastra Sunda disebut dengan istilah siiran. Dalam sastra Indonesia syair adalah bentuk puisi Melayu pengaruh sastra Arab yang tiap baitnya terdiri atas empat baris. Tiap baris terdiri terdiri atas sembilan sampai empat belas suku kata, dan bersajak a - a - a - a. Syair berisi cerita, hikayat, dan nasihat. Dalam sastra Sunda, puisi pupujian yang bentuknya disebut syair atau siiran tidak selamanya suku katanya terdiri atas sembilan sampai empat belas suku, tatapi lebih sering bersuku kata delapan. Sajaknya pun tidak selamanya a - a - a - a, a - a - b - b, a - b - b - c. Yus Rusyana dalam penelitiannya 1971 19 - 20 dalam Tini Kartini et al., 1986 14, menggolong-golongkan puisi pupujian dalam tujuh bentuk puisi, yaitu sair, kantetan opat empat seuntai, paparikan pantun, kantetan dua dua seuntai, kantetan genep enam seuntai, kantetan salapan sembilan seuntai, dan kantetan robah untaian tak tentu. Adapun contoh bentuk puisi pupujian yang dua seuntai, empat seuntai, lima seuntai, dan delapan seuntai adalah sebagai berikut 1. Bentuk dua seuntai Akur jeung Papada Batur Ari tolab kudu akur jeung batur silih tanya ulah sok paluhur-luhur 58 Patanjala Vol. 1, No. 1, Maret 2009 55 - 63 2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Eling-eling ka sakabeh nu neangan kana elmu poma ulah rek ngurangan 2. Bentuk empat seuntai Sabada Maot Sabada arwah ka luar di tengah imah ngagoler kulawarga ting galoar bari ceurik humandeuar Kulawarga nyeungceurikan si mayit dimarandian teras dibungkus ku kapan geus beres disaralatan 3. Bentuk lima seuntai Kaum Muslimin Hai dulur kaum Muslimin regepkeun ieu siiran manwai tamba lumayan malahmandar-malah,mandar janten jalan kabagjaan Lamun aya waktu lowong enggal eusi ulah lowong pilari elmu nu luhung ulah embung ulah embung meungpeung umur acan nungtung Tong nganggur ngahurun balung bisi di ahir kaduhung hirup ngaguru ka embung geura eling-geura eling ka jalan Allah Nu Agung 4. Bentuk delapan seuntai Bab Tiung anu Diwajibkeun Nadhoman Bismilah ngawitan ngaji ka Alloh nu maha suci sifat rohman sifat rohim ka sadaya abdi-abdi sholawat salam ka Kangjeng Nabi Muhammad bangsa Hasimi kulawargana jeung Nabi shohabat sadaya sami amma badu ieu nadhom kupingkeun sepuh anom ngaos anca serta alon piceun kabeh manah awon Pasal kahiji Bakuna ka para santri sepuh anom henteu kari nu Islam jaman kiwari anu henteu nutup diri mugi jadi kaweningan sanes pisan kamagungan ieu abdi nyieun nadhom supaya janten ranahan surat anu geus nerangkeun yen istri haram nembongkeun cepil rambut diharamkeun punduk dada diharamkeun surat Ahjab ngulah-ngulah awewe lunta ti imah bari henteu nutup sirah jiga laku jahiliah Pendekna Quran nu agung marentah teu meunang embung yen istri wajib ditiung aneh bet loba nu embung na kasaha rek manutan pan ka Nabi kana Quran naha atuh nyaluyuan kana parentah Pangeran ngaliglag awak teh haram pangembung hate di caram ku syetan anu dirajam pibatureun di jahanam poma-poma enung eulis lampah ulah rek ka jeblos katipu panggoda iblis jiga alus tapi kejos Pasal kadua Ditiung teu kudu santri kadar-kadar kabeh istri nu ngaku Islam teu kari eta wajib nutup diri Puisi Pupujian dalam Bahasa Sunda Aam Masduki 59 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 mun kurang genah pinalar tingal dawuh ibu hajar dina kitab minhaj jelas tiung lain anyar-anyar nu petuk hadis jeung Quran sirah kudu ditutupan nu ngaji henteu dipake nu nguping sarua bae rek nurut teh ku talangke pira nutup rambut bae ulama taya nu silung da sumujud ka Yang Agung Pasal katilu Ku sapinah ditataan orat istri keur netepan meunang tembong memenitan ngan raray dampal panangan ngan dinu suni sholat mun urang kabuka orat seug nutupan elat matak batal kana sholat komo keur lunta ti imah leleger cara arab mah cing eta rambut mah ulah diligar percumah tembong ku lalaki lian kabeh badan ditutupan leungeun suku dikaosan ngan panon celak-celakan Leuleugeur atuh kitu mah da sunat nutupan beungeut mah cing atuh rambut mah nutup da moal percumah siksaan nu teu ditiung eta buukna digantung di luhureun seuneu hurung kitu benduna yang Agung kitu dawuh Kangjeng Nabi dina kitab Al Bukhori geura pek mangga tingali kitab Masyadul Ibadi awewe lumrah di kampung teu dibaju teu ditiung pang alus di samping jangkung komo benduna Yang Agung Lampah haram jadi lumrah teu terang la’natna Alloh dina pipi nyieun harang jeung digusar ge dilarang kaya awewe disobrah gede gelung nu diarah geura lamun hoyong terang Riyadussolihin teang tah kitu lumrah manusa kana dosa sok biasa thoat mah diasa-asa duh badan masing rumasa kana nyorang paharaman banget benduna Pangeran tangtu ngaganjar pangeran kanu nunda paharaman Pasal kaopat Lalaki melong awewe sanajan eta awewe ka panenjo teu malire hukumna teh haram bae mun ningal lain ti bojo haram batan ti lalajo komo mun patenjo-tenjo hukuman jinah panenjo anging waktu jual beuli atawana waktu ngaji meunang nenjo saperluna tapi ulah matak hina kudu bae aya baturna sangkan teu aya fitnahna sakieu anu di nadhomkeun bab tiung anu diwajibkeun Isi Pusi Pupujian Sebagai media pendidikan, menurut Yus Rusyana puisi pupujian mempunyai fungsi sosial, pusi yang berisi berbagai nasihat dan pengajaran yang dinyanyikan itu umumnya dihapal oleh anak-anak di luar kepala. Hapalan semasa kecil itu niscaya besar pengaruhnya pada perkembangan jiwa si anak apabila sudah dewasa. Adapun puisi 60 Patanjala Vol. 1, No. 1, Maret 2009 55 - 63 2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung pupujian dapat dibagi menjadi enam golongan yaitu 1. Yang memuji keagungan Allah 2. Solawat kepada Rosullullah 3. Do’a dan taubat kepada Allah 4. Meminta safaat kepada Rosulullah 5. Menasihati umat agar melakukan ibadat dan amal soleh serta menjauhi kemasiatan 6. memberi pelajaran tentang agama seperti keimanan, rukun Islam, fikih, ahlak, tareh, tafsir Qur’an, sorof dan lain-lain Yus Rusyana, 1971 9. Adapun isi puisi pupujian yang menasehati dan memberi ingat bahwa kita akan mati adalah sebagai berikut Anak Adam Anak adam anjeun di dunya ngumbara umur anjeun di dunya teh moal lila anak adam umur anjeun teh ngurangan saban poe saban peuting dicontangan Anak adam anjeun paeh teh sorangan cul anak cul salaki cul babarengan anak adam paeh euweuh nu dibawa ngan hasiwung jeung boeh nu dibawa Anak adam pasaran teh lolongseran saban poe saban peuting gegeroan anak adam ka luar ti imah digarotong dina pasaran teu ngeunah aduh bapa aduh ema abdi keueung rup ku padung rup ku taneuh abdi sieun Anak adam dikubur teh leuwih poek nu nyaangan di kubur teh maca quran anak adam paeh anjeun ditakonan malaikat Munkar Nakir nu nakonan anak adam tangtu keuna eta gegendir paneunggeulna malaikat Mungkar Nakir Anak adam anu amal urang alus eta tangtu dikubur teh leuwih mulus Anak adam sing garetol maca quran pidamareun di kubur teh maca quran Anak adam ka luar ti alam barjah waktuna teh sabada genah nya eta anu dina tiupan anu kadua nu dingaranan paniup baas tea Anak adam urang sanggeus dihirupan tuluy digiring kana tempat dangdaratan pirang-pirang aleutan nu rupa-rupa sakur amalna waktu hirupna di dunya Anak adam aya nu rupa bagong waktu di dunya teh bedegong anak adam waktu anjeun keur ditimbang mun beurat ka kenca tangtu kana jungkrang kitu deui lamun beurat ka katuhu eta untung kabungahan anu tangtu beunang Dulur-dulur sakieu wasiat pamugi ieu nadoman janten hikmat Anak adam maot eta lawang sakabehna jalma-jalma pada nyorang anak adam ari maot teh imanaan sakur-sakur jalma pada ngaraosan Anak adam dawuh Alloh maneh dijieun taya lian pikeun ibadah lakonan Anak adam maneh ulah katungkulkeun kana dunya sabab bakal ditinggalkeun anak adam maneh ngalaksanakeun dosa saha anu nyalametkeun tina siksa maneh lamun ngarep-ngarep rohmat kami reujeung maneh lamun sieun tina siksaan eta tina doraka jauhan Henteu sieun ku Allah sakama-kama anak adam ulah poho kana maot carana ari maot ka anjeun pogot geuning ayeuna maneh keur mapay jalan tangtu anjeun nepi ka panungtungan Puisi Pupujian dalam Bahasa Sunda Aam Masduki 61 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 Anak adam pek pigawe omat hade karna nu jadi konci sorga nu engke reujeung tinggalkeun sagala kagorengan sabab jadi konci naraka siksaan Anak adam gedong-gedong nu di dunya nu ku anjeun dijieun direka-reka pasti pisan ku anjeun teh ditinggalkeun jadi ka anjeun malah ngalaksanakeun anjeun pindah ka dunya ka pakuburan dina pakuburan tangtu disampakeun mun boga amal soleh tangtu bungah lamun mawa dosa tangtu ge susah pakuburan nunggu jalma nu soleh kasebutkeun rowadotul minal zanah hartosna teh patamanan nu ti sorga mungguh ka nu doraka urang naraka Anak adam ari nu ngawungkul dunya tangtu di dunya hirupna hayang lila ari jalma anu resep ka aherat di dunyana tangtu sono keur maot ieu nadom pepeling reujeung wasiat nu kadua pek di sambung deui wafat Fungsi Puisi Pupujian Seperti telah dikemukaan pada uraian di atas, sebagai media pendidikan puisi pupujian mempunyai fungsi sosial. Umumnya puisi pupujian itu dinyanyikan di mesjid-mesjid, musola-musola, pesantren-pesantren atau di tempat-tempat pengajian lainnya, sementara menunggu orang-orang saat sembahyang berjamaah antara azad dan qomat. Di pesantren dan di madrasah pupujian juga dikumandangkan pada saat pelajaran berlangsung, sedangkan di tempat pengajian anak-anak atau ibu-ibu puisi pupujian dinyanyikan pada saat menung-gu waktu mengaji atau sesudahnya. Puisi pupujian dipergunakan untuk mempengaruhi pikiran, perasaan, dan tingkah laku manusia, di samping dipergunakan pula untuk menyampaikan berbagai ajaran agama. Sebagai media pendidikan, puisi pupujian yang berisi berbagai nasihat dan pelajaran agama yang disampaikan dengan dinyanyikan itu umumnya dihafalkan di luar kepala. Hafal dan seringnya mengucapkan serta mendengarkan pupujian, diharapkan anak-anak didik, para santri, serta masyarakat umum tergugah dan mempunyai keinginan untuk mengikuti nasihat serta ajaran agama yang dikumandangkan melalui puisi pupujian tersebut. Selain itu puisi pupujian berfungsi sebagai alat pendidikan agama, adab, dan susila kemasyarakatan. Di mana puisi pupujian dipergunakan untuk memu-dahkan cara penyampaian pendidikan, yaitu dengan cara dinyanyikan atau dinazamkan. Dengan cara itu terutama anak-anak sekolah, pendidikan agama dan adab susila akan mudah diterima. Selain itu puisi pupujian dipentaskan dalam acara kegamaan, seperti Rajaban, Mauludan, Musabaqoh tilawatil Quran dan sebagainya C. Penutup Jawa Barat yang beraneka ragam seni pada saat ini sedang mengalami erosi budaya terutama dalam tatanan ekonomi masyarakat pedesaan yang agraris tradisional. Hal ini merupakan pengaruh dari pembangunan ilmu pengetahuan, teknologi pedesaan dan berkembangnya arus kebudayaan masa yang tentunya mempercepat musnahnya seni tradisi tertentu. Dampak lainnya yang paling tragis dari tranformasi budaya yang tidak terkendali adalah menerima realita akan mundurnya ber-bagai kesenian, sehingga dengan banyaknya seni tradisi yang sedang mengalami proses kepunahan akan menjadi dilematis dalam usaha pembi-naan, pengembangan dan pelestarian. Begitu juga masyarakat pedesaan yang sedang mengalami suatu proses perubahan sosiokultural akibat pengaruh 62 Patanjala Vol. 1, No. 1, Maret 2009 55 - 63 2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung budaya luar yang sangat pesat, menimbulkan terjadinya penipisan lapangan kerja agraris karena berpindah terhadap lapangan kerja industri. Kesenian tradisi yang mempunyai relevansi dengan masyarakat desa seperti hubungan tata upacara, pengolah sektor agraris magis mulai tersingkir, sehingga akibat logisnya akan berdampak pada langkanya kesempatan untuk menga-dakan pertunjukan tersebut. Permasalahan lain yang dialami oleh berbagai seni tradisi yang sangat erat kaitannya dengan tatanan dan kehidupan masyarakat pedesaan saat ini dirasakan cukup kompleks, seperti halnya jenis kesenian yang termasuk dalam rumpun tradisi, yaitu ungkapan tradi-sional, sisindiran, sajak, puisi rakyat, cerita rakyat, kawih, beluk, pantun, dan sejenisnya yang dulu pernah mengalami kejayaan. Pada jamannya, tradisi-tradisi lisan tersebut memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan masya-rakat Sunda. Pada masa itu, banyak tradisi lisan yang berfungsi sebagai sarana penyampaian/tranformasi nilai budaya. Beberapa diantaranya, seperti bahkan memiliki fungsi ritual, yang keberadaannya senantiasa dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa tertentu. Sayangnya tradisi-tradisi lisan itu kini telah semakin jauh dari peminatnya, bhakan banyak diantaranya yang nyaris punah. Padahal tradisi-tradisi lisan itu banyak mengandung nilai luhur yang sangat diperlukan bagi perkembangan sikap, watak dan kepribadian. Bahkan generasi muda khususnya di daerah perkotaan banyak yang sama sekali tidak mengenal tradisi lisan ini. Bagi masyarakat yang masih memegang teguh nilai-nilai tradisi lama sebagai peninggalan leluhurnya, tentu dalam banyak hal mereka tidak akan melepaskan tata-cara ketradisian sebagai perjalanan hidupnya. Banyak ragam dan wahana yang dapat diakrabkan oleh nilai-nilai ketradisian tersebut, diantaranya melalui sarana kesenian. Dalam hubungan tersebut, salah satu jenis kesenian tradisional yang dianggap mempunyai kekuatan dan dapat menghadirkan sesosok raga kekuatan rohani diantaranya jenis kesenian Seni Musik, Seni Suara, dan Seni Sastra. Beberapa seni musik ada yang sangat terasa sekali nuansa Islamnya. Selama ini ada kesan bahwa seni musik islami itu hanyalah kesenian yang menggunakan “genjring” dengan menya-nyikan lagu-lagu berbahasa arab atau lagu-lagu bernafaskan Islam Tagoni. Pada kenyataan ada juga jenis kesenian lain yang juga bernafaskan Islam. Hal ini dicirikan dengan lagu-lagunya yang menggunakan bahasa Arab sebagai pujian solawat kepada Nabi Muhammad SAW. Beberapa jenis kesenian yang menggunakan lagu-lagu solawat Nabi adalah Badeng di Ciamis; Benjang yang menggunakan lagu-lagu dari Rudat, seperti Asrokol, Badatmala; serta dan “Rudat” nya sendiri. Untuk seni suara, selain di dalam Islam dikenal Quro, di tatar Sunda ada beberapa lagu-lagu Islami yang dikumandangkan dengan mengandalkan keindahan sura seperti terlihat pada beluk, seni terbang dan juga Cigawiran/Pagerageungan. Begitu pula dalam seni sastra, sudah sejak awal ada upaya-upaya untuk membuat tafsir atau terjemahan Al Qur’an ke dalam bahasa Sunda. Seperti telah dijelaskan di atas, upaya yang paling mutakhir adalah apa yang dilakukan oleh Drs. H. Hidayat Suryalaga dengan membuat terjemahan Al Qur’an dalam bentuk dangding. Sekarang ini, terjemahan Nur Hidayahan ini sudah bisa dihaleuangkeun di dalam tembang Cianjuran Kurnia, 2002 4. Pada masa sekarang penggunaan pusi pupujian sudah agak berkurang baik Puisi Pupujian dalam Bahasa Sunda Aam Masduki 63 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 di mesjid, maupun tempat pengajian. Di beberapa tempat pupujian masih dipergunakan tetapi fungsinya sudah berubah, yaitu dari media pendidikan menjadi kegiatan kesenian misalnya pada waktu memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW, Rajaban atau imtihan. Diduga berkurangnya penggunaan puisi pupujian itu disebabkan tingkat pendi-dikan dan pengetahuan agama masya-rakat sekarang sudah jauh lebih tinggi daripada ajaran-ajaran agama yang diku-mandangkan dalam puisi pupujian. Di samping itu, buku-buku tentang ajaran agama Islam sekarang telah banyak beredar dan mudah diperoleh. Penyebab lainnya, mungkin karena pengaruh kebudayaan modern, masyarakat seka-rang menganggap lagu dan ajaran-ajaran dalam puisi pupujian kurang sesuai dengan tuntutan jaman terutama ajaran tentang adab dan sopan santun Kartini et al., 1986 14. DAFTAR PUSTAKA Kartini, Tini et al. 1986. Puisi Pupujian dalam Bahasa Sunda. Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kurnia, Ganjar. 2002. Pengaruh Budaya Islam terhadap Kesenian Sunda. Dalam Seminar Sehari tentang Seni Budaya Islam Bagi Generasi Muda, 23 Oktober 2002. Bandung Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lembaga Basa dan Sastra Sunda. 1975. Kamus Umum Basa Sunda. Bandung Tarate. Noor, Acep Zamzam. 2007. Pesantren dalam Sastra Sunda. Makalah disampaikan pada Dialog Budaya “Mengenal Kebudayaan Pesantren”, berlangsung di Pondok Pesantren Cipasung Tasikmalaya, 8 September 2007. Bandung Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional. Rusyana, Yus. 1971. Bagbagan Puisi Pupujian Sunda. Bandung Proyek Penelitian Pantun dan Folklore Sunda. Kiki Esa PerdanaJudul penelitian ini adalah “analisis semiotika pada syair pupujian sunda eling-eling umat”. Syair pupujian eling-eling umat ini merupakan ciri khas pupujian yang muncul pada tempat ibadah yang mayoritas penduduk nya orang sunda, karena pupujian menggunakan Bahasa sunda. Ajaran pupujian sunda ini merupakan salah satu ajaran aswaja yang diserap oleh pertumbuhan islam di nusantara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dari umat islam di indonesia, terutama di daerah sunda, dalam mempertahankan ajaran keislaman yang mereka percayai dalam menyebarkan syiar melalui kebudayaan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan studi pustaka. Sedangkan pengujian validitas data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi data, data yang diperoleh disesuaikan atau dilakukan cek ulang dengan sumber data lainnya. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan pendekatan beragama menggunakan kebudayaan local setempat, dinilai cukup efektip untuk meyebarkan pendidikan dasar islam di masyarakat. The title of this research is "semiotic analysis of the Sundanese poetry of the eling-eling umat". This eloquent verse of praise for the people is a characteristic of the praise that appears in places of worship where the majority of the population is Sundanese, because the praise uses the Sundane language. This Sundanese praise teaching is one of the Aswaja teachings that were absorbed by the growth of Islam in the archipelago. The purpose of this study is to find out how the Muslims in Indonesia, especially in the Sundanese area, maintain the Islamic teachings. They believe in spreading wisdom through culture. Data was collected through interviews, observation, and literature study. While testing the validity of the data in this study using data triangulation, the data obtained was adjusted or rechecked with other data sources. Based on the results of the study, the authors conclude that a religious approach using local culture is considered effective enough to spread Islamic basic education in the Pupujian dalam Bahasa Sunda. Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pusat Pembinaan dan Pengembangan BahasaTini KartiniKartini, Tini et al. 1986. Puisi Pupujian dalam Bahasa Sunda. Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pusat Pembinaan dan Pengembangan disampaikan pada Dialog BudayaAcep NoorZamzamNoor, Acep Zamzam. 2007. Pesantren dalam Sastra Sunda. Makalah disampaikan pada Dialog Budaya "Mengenal Kebudayaan Pesantren", berlangsung di Pondok Pesantren Cipasung Tasikmalaya, 8 September 2007. Bandung Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Puisi Pupujian Sunda. Bandung Proyek Penelitian Pantun dan Folklore SundaYus RusyanaRusyana, Yus. 1971. Bagbagan Puisi Pupujian Sunda. Bandung Proyek Penelitian Pantun dan Folklore Sunda.
Contohautobiografi dalam Bahasa Sunda di artikel ini bisa anda gunakan sebagai referensi tugas dan lain sebagainya. Autobiografi adalah tulisan yang berisi pengalaman, perjalanan, riwayat hidup, atau biografi seseorang yang berisi lika-liku kehidupan orang tersebut ketika melewati masa sulit, kegagalan, kebahagiaan, kesedihan, atau kisah
Puisisunda. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Puisi sunda adalah karya sastra yang mempunyai alur kalimat yang tidak seperti kalimat biasa yang digunakan pada bahasa sehari hari. contoh puisi sunda: Hirup teh cita-cita ngudag-ngudag mangsa jeung rasa Hirup teh tunggara upama tresna kalid sulaya Hirup teh seuneu nu ngaduruk
Kosakataadalah kumpulan kata-kata yang asing dengan disertai arti kata yang umum atau lumrah pada bahasa sehari-hari ataupun dari bahasa lain kedalam bahasa kita sehari-hari atau sebaliknya. Manfaat Kosakata: Bagi penulis atau pengarang untuk menunjang atau memperbanyak pembendaharaan kata untuk memilih kata-kata yang menarik pada karya tulisnya.PuisiBahasa Sunda - Bahasa Sunda merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia, . Pidato bahasa sunda tentang pendidikan beserta artinya - 15090193. tempat dina raraga tolab elmu, nyiar pangarti dina urusan kaislaman.. Teks Pidato Bahasa Sunda Pentingna Nyiar Elmu >>> DOWNLOAD. 4c5316f046 Puisi Bahasa Sunda - Bahasa Sunda merupakan
Dikutipdari buku Puisi Sunda Modern dalam Dua Bahasa, Ajip Rosidi (2001) pengertian pupujian adalah puisi yang berisi puja-puji, doa, nasihat, dan pelajaran mengenai kehidupan yang berjiwakan agama Islam. Pupujian termasuk kedalam bentuk puisi keagamaan dan memiliki tujuan utama sebagai media pendidikan.